Saat Teduh – UANG DAN MAUT

14 Juli 2020 Saat Teduh
14 Juli 2020 Saat Teduh

Saat Teduh Kristen hari ini: Juli 2020

Renungan

Bila masih muda siapa berpikir tentang maut? Namun ketika wabah demam berdarah merenggut jiwa manusia tanpa mengenal usia, kita tertegun. Tiada orang yang dapat melecehkan maut yang dapat menyerang mendadak atau menggerogoti kita secara perlahan-lahan, seperti virus. Umumnya memang, usia lanjut mendorong kita berpikir tentang maut karena banyak teman yang meninggal dunia, namun janganlah pikiran tentang kematian menjadi suatu obsesi sehingga kita dilanda kekuatiran.

Amsal menasihatkan kita untuk bersikap bijak terhadap kematian. Kita tidak seharusnya hanya berpikir tentang hidup yang sekarang ini saja, tetapi juga nanti setelah mati. Kematian bukanlah sekedar akhir kehidupan, karena kehidupan masih berlanjut setelah kematian. Ibrani 9:27 mengingatkan bahwa ” manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi”.

Bagi sebagian orang hari penghakiman itu merupakan hari kemurkaan, karena mereka telah mengingkari dan memberontak terhadap Tuhan selama hidup mereka. Sedihnya, harta yang dianggap sangat penting tidak berguna sama sekali di balik maut. Harta tujuh keturunan pun akan sia-sia.

Manakala kita memasuki pintu gerbang kematian yang kita bawa hanyalah diri kita saja: iman kita, perbuatan kita, dan siapa kita pada akhirnya. Mempercayai Yesus dan memperoleh kebenaran dalam diriNya sangat menentukan bagi kita. Juga sangat penting adalah hidup dalam kesetiaan, belas kasihan dan penuh pengampunan seperti yang dicontohkan oleh Tuhan Yesus, Juruselamat kita. Bagaimana keadaan kita sekarang ini?

Pandangan kita terhadap maut mencerminkan iman dan harapan kita.

Bacaan Alkitab

Pada hari kemurkaan harta tidak berguna tetapi kebenaran melepaskan orang dari maut.

Amsal 11:4

KELUARGA YESUS KRISTUS

Macam apakah keluarga yang telah mengasuh dan membesarkan Tuhan Yesus? Sebuah pertanyaan yang mengusik, bukan? Tidak banyak yang kita ketahui tentang keluarga yang dibangun Yusuf dan Maria. Apakah mereka bahagia, akur, harmonis, ataukah sekali-kali ada juga pertengkaran seperti keluarga lain?

Namun Yusuf tidak disebut lagi setelah peristiwa di Bait Allah ketika Yesus berusia dua belas tahun (Lukas 2:41-52). Ibu Maria lebih berperan aktif dan nampaknya Yusuf seorang ayah yang pendiam atau yang menyerahkan pendidikan Yesus kepada Maria. Untuk zaman dulu inilah budaya yang umum, demikian pula sekarang, meski ibu kerja di luar rumah. Yang jelas, Maria masih saja sebagai ibu Yesus ketika ia minta pertolongan Tuhan saat pesta pernikahan dalam kesulitan besar. Namun Maria tahu batas-batasnya (Yohanes 2:1-10). Bagaimana juga Tuhan mempunyai hubungan yang istimewa dengan ibuNya. Sampai akhir hayatNya pun Tuhan ingin menunjukkan kasihNya kepada ibuNya. Dia mengatur agar muridNya Yohanes menggantikan tempatNya dan ibu Maria tidak kesepian dan terlantar.

Hari ini kita membaca Tuhan Yesus sebagai anak Maria yang sulung mempunyai saudara laki-laki dan perempuan. Dari jumlah mereka yang masih kita dengar hanyalah Yakobus yang memimpin sidang gereja di Yerusalem dan yang kemudian hari dikunjungi oleh Paulus (Kisah Para Rasul 15:13-21, 21:18-26). Namun, dari pernyataan Tuhan Yesus hari ini, kita dan juga saudara-saudara Yesus dan ibu Maria sadar bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat kita. Hubungan darah tidaklah otomatis diprioritaskan oleh Yesus. Syarat utama yang dikemukakan Tuhan adalah melakukan kehendak BapaNya. Jadi, pertanyaan kepada masing-masing kita adalah: “Apakah aku melakukan kehendak Bapaku yang di sorga?” Ataukah aku tidak mempedulikan kehendakNya?” Anak macam apakah aku?

Tuhan kami bersyukur bahwa yang menjadi anggota keluargaMu meliputi “segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa” (Wahyu 7:9). Semoga semua anakMu giat melaksanakan kehendakMu. Dalam Yesus. Amin.

Bacaan Alkitab

Sebab siapapun yang melakukan kehendak BapaKu di sorga, dialah saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibuKu.

Matius 12:50