Renungan harian: Pengampunan

Renungan harian Januari 2020
Renungan harian Januari 2020

Renungan Harian Kristen hari ini: 17 Januari 2020.

Bacaan Alkitab

Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali”

Matius 18: 22

Renungan

Kisah ini terjadi tanggal 25 Mei 1958. Seorang pemuda Korea yang tengah menjalani pertukaran mahasiswa di Universitas Pensylvania, Amerika, dibunuh secara brutal oleh 11 orang pemuda berjaket kulit. Peristiwa itu terjadi, ketika pemuda Korea tersebut baru memasukkan surat untuk orang tuanya di kotak pos yang tidak jauh dari tempat kosnya. Segera saja peristiwa tragis itu menjadi berita hangat di seluruh kota, sekaligus membuat seluruh mahasiswa dari universitas Pensylvania memekikkan semangat balas dendam. Mereka siap untuk mencari pembunuh temannya dan melakukan pembalasan yang sama. Pemerintah sudah mulai bersiap-siap untuk mencegah bencana yang akan mengancam keamanan kota. Tetapi pada saat itu terjadilah sebuah pembalikan yang amat mengharukan. Pada saat dendam siap ditumpahkan, datanglah sepucuk surat dari Korea di atas kertas yang penuh dengan bercak bekas air mata. Surat itu ditulis oleh orang tua pemuda Korea yang terbunuh tadi; dia adalah anak satu-satunya keluarga itu.

Beginilah isi surat itu:
Anak-anakku, seluruh keluarga kami di Korea sudah berkumpul. Sesudah kami menyusut air mata duka kami dan merenungkan makna kehilangan ini, kami memutuskan untuk mengajukan petisi kepada pemerintah kalian untuk memberikan perlakuan yang terbaik kepada mereka yang sudah menyebabkan kematian anak kami. Untuk meyakinkan kesungguhan permohonan tersebut, melalui surat ini kami sertakan sejumlah dana yang semula kami siapkan untuk masa depan mendiang anak tunggal kami tersebut. Sekarang biarlah uang ini dapat menjadi dana awal bagi upaya rehabilitasi hidup mereka melalui bimbingan rohani dan pendidikan yang dibutuhkan setelah mereka keluar dari penjara. Seluruh keberanian untuk mengungkapkan harapan kami ini dasarnya kami terima dari Injil Kristus yang sudah menyelamatkan dan mati demi pengampunan dosa kami.

Untuk kita renungkan: Sejauh mana makna pengampunan Kristus memampukan kita untuk memberlakukan pengampunan terhadap yang lain? Ataukah, kita justru lebih sering menjadi seperti hamba yang mendapat pengampunan begitu besar tetapi yang mencekik temannya dan menuntut pelunasan atas hutangnya dalam perumpamaan Tuhan Yesus (Mat 18:21-35)? Ah, sakitkah sebuah pengampunan? Ya. Bahkan teramat sakit. Tetapi kita diingatkan lagi bahwa pengampunan harus terjadi bukan karena kita mampu melakukannya tetapi karena kita sudah menerima pengampunan dari Tuhan terlebih dahulu.