Saat Teduh – SALOMO DAN YESUS

12 Juli 2020 Saat Teduh
12 Juli 2020 Saat Teduh

Saat Teduh Kristen hari ini: Juli 2020

Renungan

Dalam tradisi Yahudi tiap huruf dari abjad bahasa mereka diberi nilai tertentu, apalagi yang menyangkut nama seseorang. Dengan menjumlahkan nilai huruf-huruf dari sebuah nama, tiap nama mempunyai nilai. Nama Salomo, umpama, memiliki nilai angka 375.

Amsal 10:1 memiliki kesamaan judul “amsal-amsal Salomo” dengan Amsal 1:1. Anehnya, terdapat pengelompokan 375 amsal yang dimulai Amsal 10:1 sampai Amsal 22:16.

Kemudian dikatakan bahwa nama Daud, ayah Salomo, memiliki nilai 14. Maka ketika Matius mengawali penulisan Injilnya dengan silsilah keturunan Tuhan Yesus terdapat tiga kelompok yang masing-masing terdiri dari 14 generasi. Hal ini penting bagi mereka yang menaruh bobot atau nilai pada nama sehubungan dengan keturunan, seperti hubungan yang sangat erat antara raja Daud dan Tuhan Yesus. Matius yang menulis untuk bangsa Yahudi ingin menegaskan bahwa Yesus adalah penggenapan janji Allah sebagai puteranya yang sah dan pewaris takhta kerajaan Daud (II Samuel 7:12-13).

Ketika Salomo putera raja Daud wafat, dia telah meninggalkan amsal-amsal yang mengandung hikmat. Namun ketika Yesus putera raja Daud meninggal, Ia bangkit lagi. Dia tidak hanya meninggalkan firman yang hidup, tetapi Roh Kudus yang memberikan kita hikmat untuk memperoleh hidup yang kekal.

Hidup kekal adalah mengenal Allah dan Yesus Kristus, PuteraNya.

Bacaan Alkitab

Amsal-amsal Salomo. Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya …

Amsal 10:1

TINDAKAN IMAN

Nah, itulah tindakan iman! Melanggar larangan Firaun dengan menyembunyikan bayi Musa mengundang bahaya, tapi menunjukkan iman yang kuat. Nampaknya orangtua Musa percaya bahwa Tuhan memiliki suatu rencana yang besar bagi puteranya, hanya dengan melihat kecantikan anak itu. Memang ini adalah tindakan awal iman mereka. Tetapi, kitab Ibrani menggolongkan orangtua Musa bersama-sama pahlawan-pahlawan iman lainnya (Ibrani 11:23). Demikian pula dengan tindakan-tindakan iman kita, kecil atau besar, menjadikan kita pahlawan iman.

Namun, seusai tiga bulan persembunyian orangtua Musa harus menindaklanjutinya dengan tindakan-tindakan lain. Mereka tidak hanya berdoa dan berserah. Mereka menyusun strategi dan membuat rencana didasari pertimbangan yang matang. Mereka membuat sebuah keranjang kedap air, lalu menyuruh kakak perempuan Musa menjaganya dari jauh. Kemudian mereka menempatkan keranjang itu di bagian sungai tempat kesukaan puteri Firaun mandi dan dilayani oleh dayang-dayangnya. Apakah mereka percaya bahwa Tuhan akan memberkati rencana dan usaha mereka?

Nampak jelas sekali bahwa Tuhan berkenan dan memberkati usaha mereka sekeluarga. Ia menggerakkan hati puteri Firaun untuk mengangkat bayi Musa yang langsung menangis dan membuatnya merasa belas kasihan. Apakah puteri Firaun mempunyai firasat bahwa semuanya itu sudah direncanakan, yaitu bahwa segera muncul seorang gadis yang menawarkan jasa seorang ibu sebagai penyusu bayi itu? Allah bergerak secara misterius di balik tindakan-tindakan iman. Hasilnya, puteri Firaun mengangkat anak Musa, anak Yahudi menjadi anaknya. Dengan demikian mengikut jalur yang direncanakan oleh Tuhan. Adakah bahaya bahwa anak Musa itu akan berubah menjadi orang Mesir dan melupakan asal usulnya? Kemungkinannya ada, bukan?

Tuhan, tolonglah kami sebagai keluarga dan sebagai perorangan untuk senantiasa mendahulukan kepentinganMu di atas kepentingan kami. Berikan kami iman yang berani menanggung resiko namun yang bertindak dengan bijaksana. Demi Yesus. Amin

Bacaan Alkitab

Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya.

Keluaran 2:2