Renungan Harian Kristen hari ini: Juli 2020.
Renungan
Amsal ini cukup jelas. Jika seseorang membenci orang lain, maka yang selalu diingatnya adalah pelanggaran yang telah dilakukan orang yang dibencinya itu. Membenci orang melibatkan otak kita untuk mengingat-ingat pelanggarannya dan hati kita untuk menaruh rasa dendam. Kemudian dengan sengaja kita menjauhkan diri dari orang yang kita benci.
Kasih tidak demikian. Bila seseorang mengasihi orang lain, dia tidak akan mengingat-ingat pelanggaran-pelanggarannya. Dia tidak ingin mengingat atau memperhatikan kesalahan-kesalahannya. Bila ada orang menunjukkan kesalahan dan kelemahan kekasih kita, kita akan berusaha sebisa kita menyebutkan kebaikannya. Kasih melindungi dan menutupi kesalahan orang.
Di I Korintus 13 Paulus menegaskan bahwa kasih itu …. “tidak menyiimpan kesalahan orang … menutupi … , percaya …., mengharapkan …. dan sabar menanggung segala sesuatu” (5, 7). Ciri menutupi atau melindungi adalah wujud kasih yang penting. Oleh karenanya, patut disayangkan dan bahkan menyedihkan bilamana kita menyaksikan orang tua yang menjelek-jelekkan anaknya di depan umum. Demikian pula, kita menjadi sedih, bila mendengar seorang anggota jemaat tega mengeritik habis-habisan seorang anggota lainnya. Kasih itu sabar dan murah hati (ayat 4).
Allah itu kasih. Allah tidak menginginkan pertikaian atau perselisihan. Dia mendamaikan orang berdosa dengan diriNya. Kasih setiaNya tidak terukur (Mazmur 103:11, 12). Dan, dalam Yesus Kristus Dia menghapus segala dosa kita karena di dalam Yesus Allah telah mencurahkan seluruh kasihNya kepada kita. Percayakah kita?
Tidak sesuatu apapun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Yesus Kristus.
Bacaan Alkitab
Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.
Amsal 10:12
ANAK DAN NAMA
Kemarin kita membaca tentang nama Musa yang diberikan oleh puteri Firaun. Nama itu berarti “karena aku telah mengambilnya dari air” (Keluaran 2:10). Suka atau tidak, nama itu menempel kepada anak Musa. Mungkin seorang anak laki-laki tidak peduli tentang bunyi dan arti namanya, tetapi anak wanita berbeda. Mereka biasa lebih memperhatikan dan membanding-bandingkan nama mereka dan nama teman-teman wanita lainnya.
Sebenarnya, nama itu cukup penting dan biasanya orangtua tidak akan main comot saja. Jauh-jauh hari sebelum anak dilahirkan nama sudah disediakan, yaitu yang lahir laki-laki, ya namanya laki-laki dan bila yang lahir perempuan, namanya juga yang cocok untuk anak perempuan. Ada kalanya, memang orangtua berubah pikiran karena pada saat bayi lahir, terjadi suatu peristiwa yang ingin diingat untuk orangtua anak itu tercermin dalam nama itu, seperti “untung” atau “selamat”
Nah, sewaktu Yohanes Pembaptis lahir seluruh kerabat datang pada saat upacara pemberian nama itu. Biasanya nama ayah atau nama kakak adalah pilihan yang lazim dan terbaik. Jadi, semua orang mengharapkan si anak itu diberi nama Zakharia. Namun kedua orangtua itu sendiri yang tidak setuju. Itu kan aneh? Waktu Zakharia ayah bayi itu belum bisa bicara, maka dia minta batu tulis dan menuliskan nama “Yohanes”, artinya: “Tuhan itu Pengasih”. Mengapa nama Yohanes bagus artinya? Karena nama itulah pemberian Tuhan Allah (Lukas 1:13).
Pada saat kita dilahirkan kembali sebenarnya kita masing-masing diberi nama “Kristen” oleh Tuhan, karena nama Kristen berarti “Kristus kecil”. Harapan Tuhan terhadap setiap kita adalah bahwa kita memperagakan kasih Kristus. Kalau kita anak Allah, bukankah itu suatu keharusan? (I Petrus 4:16)
Tuhan, mampukanlah kami untuk mewujudkan kasihMu. Roh Kudus, tolonglah kami tidak menyembunyikan dan menutup-nutupi kasih Yesus. Dalam namaNya. Amin
Bacaan Alkitab
Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: ‘Namanya adalah Yohanes.
Lukas 1:63
Tambahkan komentar