Renungan Harian – HIKMAT YANG TERUTAMA

03 Juli 2020 Renungan Harian
03 Juli 2020 Renungan Harian

Renungan Harian Kristen hari ini: Juli 2020.

Renungan

Perkara hidup zaman sekarang adalah pada pendidikan, yaitu menguasai pengetahuan dan teknologi. Kita bercita-cita menjadi orang yang berpendidikan dan mencapai jenjang karier setinggi mungkin. Bukankah pada umumnya kita yakin bahwa pendidikan yang baik menjamin masa depan yang cerah? Itulah sebabnya sekolah-sekolah tertentu menjadi populer dan terjadilah persaingan yang sangat ketat untuk memasuki sekolah-sekolah tersebut. Lalu orang juga menjadi bingung dan mempertanyakan apa sebenarnya tujuan pendidikan?

Dari bacaan hari ini kita tahu bahwa Alkitab juga menganjurkan pendidikan yang baik untuk memperoleh pengertian dan hikmat. Kata hikmat dipakai 350 kali dalam Alkitab dan umumnya dihubungkan dengan pengertian. Artinya, pengertian itu lebih daripada pengetahuan karena akan memberi kita hikmat, yaitu membuat kita bijaksana.

Kita seringkali dihadapkan kepada pendidikan yang hanya menekankan pengetahuan. Pelajar dijejali pengetahuan tanpa mengerti maknanya dalam kehidupan. Otak diisi sepenuh-penuhnya, hati dibiarkan merana. Oleh karena itu, seorang guru yang bijak tidak akan menjejali pelajar dengan fakta-fakta, tapi lebih banyak berusaha merangsang hatinya untuk menyukai ilmu. Hati yang suka ilmu akan mencoba mengerti maknanya dan akan rajin berusaha memperoleh pengertian.

Amsal mengatakan bahwa hikmat itulah merangkai atau memperpadukan segala perolehan kita untuk mencapai pengertian. Dalam arti ini, pengertian membawa kita kepada tujuan hidup kita. Untuk apa kita belajar suatu ilmu? Untuk apa kita mengejar pengetahuan? Untuk apa kita hidup?

Hafal tidak berarti mengerti. Memperoleh gelar tidak berarti memperoleh pengertian.

Bacaan Alkitab

Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kau peroleh perolehlah pengertian.

Amsal 4:7

PERUBAHAN

Mungkin salah satu ciri pengikut Yesus yang sering kita temui adalah perubahan. Waktu Tuhan berbicara dengan Nikodemus, Ia mengemukakan peristiwa kelahiran kembali. Itulah peristiwa perubahan spiritual yang paling mendasar yang hanya dapat dilakukan oleh Roh Kudus. Tanpa Roh Kudus tidak akan ada perubahan/kejadian kelahiran kembali. Yang mati harus dihidupkan kembali.

Rasul Paulus juga menekankan proses perubahan dari kanak-kanak menjadi dewasa secara iman. Kesempurnaan memang tidak akan tercapai dalam dunia ini, namun perubahan berlangsung terus menuju ke kesempurnaan.

Dalam suratnya kepada Timotius, Paulus mengungkapkan ciri-ciri orang yang bersikap dan bertindak kekanak-kanakan, yaitu yang suka membual, egois, suka marah-marah, menginginkan kehendak sendiri, tidak menaati orangtua, tidak tahu berterima kasih, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, dan seterusnya. Kita harus membedakan antara menjadi kekanak-kanakan dan menjadi seperti anak.

Tuhan Yesus tidak ingin kita menjadi kekanak-kanakan, tetapi menjadi seperti anak dengan ciri-cirinya yang positif yang kita sebagai orangtua pun ingin melihatnya. Bukankah kita ingin anak-anak mempercayai kita, mengasihi kita, terbuka terhadap kita, jujur dan tulus? Mungkin setelah mengamati dengan seksama ciri-ciri menjadi seperti anak ini, kita menjawab Tuhan seperti Nikodemus waktu itu: “Mana mungkin orang dewasa memiliki sifat-sifat itu kembali?” Tetapi, tidak ada cara lain sebab terhadap Tuhan Allah Bapa kita harus bersikap dan bertindak seperti anak-anakNya.

Tuhan, kami mohon biarlah kami benar-benar disalibkan bersama sehingga ego kami, ke-aku-an mati dan kami lahir kembali sebagai saudara-saudaraMu, anak-anak Bapa kami sorgawi. Dalam namaMu kami berdoa. Amin

Bacaan Alkitab

Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak.

I Korintus 13:11