Renungan Paskah: Apakah ada kehidupan setelah kematian?

Renungan Paskah: Apakah ada kehidupan setelah kematian
Renungan Paskah: Apakah ada kehidupan setelah kematian

Kematian merupakan sesuatu yang mengerikan. Kematian itu bertentangan dengan kehidupan. Pada saat manusia menghadapi kematian, manusia berusaha memoles kematian itu agar tidak mengerikan. Kuburan juga diperindah agar tidak menakutkan. Sampai-sampai banyak kuburan yang lebih bagus dari rumah pemulung. Tujuannya apa? Untuk menutupi dinginnya kematian itu.

Pada saat kematian tiba, selalu timbul pertanyaan, apakah ini akhir dari segala-galanya? Atau apakah ada kehidupan setelah kematian orang yang kita kasihi ini? Ada seseorang yang bernama Hamlet. Dia hendak bunuh diri karena tekanan persoalannya demikian besar. Sebelum bunuh diri dia menimbang-nimbang terlebih dahulu alternatif antara hidup dan mati. Akhirnya, dia mengurungkan niatnya bunuh diri karena mempertimbangkan:” kalau mati saya kemana? Apa yang terjadi dengan saya? Apakah ada kehidupan setelah kematian? Dia kemudian mengambil sebuah keputusan, tidak akan bunuh diri, karena lebih baik menanggung kesengsaraan di dunia ini daripada bunuh diri dan menghadapi sesuatu hal yang belum saya ketahui. Sampai saat ini pun pertanyaan ini masih tetap ditanyakan:” adakah kehidupan setelah kematian ?

Kita seringkali mendengarkan kalimat yang skeptis, ” pada saat kamu mati, semuanya berakhir. Hiduplah dan nikmatilah hidupmu pada zaman sekarang. Jangan menaruh pengharapanmu untuk kehidupan setelah kematian. Itu hanya dimiliki orang-orang kristen yang lemah, yang tidak berdaya dalam hidup ini. Tidak akan ada kehidupan setelah kematian. Jika kematian itu menjadi akhir dari segalanya dan tidak ada lagi kehidupan setelah kematian, maka hidup ini kejam dan penuh ejekan. Orang yang jahat, koruptor yang tidak mendapatkan hukuman di dunia ini akan sangat senang, sebab mereka lolos dari hukuman dunia ini dan kelak tidak akan ada hukuman juga untuk mereka, sebab tidak ada kehidupan setelah kematian. Apakah ada kehidupan setelah kematian? Jawabannya ”ada”. Banyak bukti yang mengajarkan kita mengenai adanya kehidupan setelah kematian. Alam mengajarkan kepada kita bahwa ada kehidupan setelah kematian. Plato yang menyelidiki mengenai hal ini. Dia memperhatikan bahwa di dalam alam ini terdapat sebuah siklus. Musim semi diganti dengan musim dingin, dan akan kembali lagi ke musim semi. Setelah musim semi, maka tanpa dapat dicegah, kembali lagi ke musim dingin.

Siklus ini terus berlanjut dan tidak pernah berakhir. Siang berganti malam, malam berganti siang. Panas berganti dingin, dingin berganti panas musim kemarau berganti musim hujan dan musim hujan berganti ke musim kemarau. Sama halnya dengan manusia. Ada kehidupan kemudian mengalami kematian. Tetapi setelah kematian, akan ada lagi kehidupan. Plato juga menyelidiki perkembangan biakan benih menjadi bunga. Agar dapat menghasilkan bunga, maka benih itu harus terlebih dahulu mengalami pembusukan dan mati. Setelah mati, benih tadi akan hidup menjadi bunga.

Demikian juga tubuh manusia, harus mati terlebih dahulu setelah itu kehidupan akan muncul. Plato memahami bahwa ini hanyalah sebuah analogi untuk memberikan pengharapan bahwa ada kehidupan setelah kematian Paulus juga mengatakan hal yang sama:

Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu.

1Korintus 15:36

Kematian merupakan jalan menuju kepada kehidupan. Jika tidak ada kehidupan setelah kematian, maka hidup ini tidak adil. Immanuel Kant melihat bahwa unsur keadilan adalah unsur yang penting dalam dunia ini. Namun di dunia ini tidak selalu ada keadilan. Saya yakin saudara juga pasti setuju dengan pandangan ini. Misalnya, orang benar, menderita sedangkan orang jahat, hidup makmur dan tidak dihukum. Pembunuh yang punya banyak uang, mendapatkan hukuman yang ringan karena dia bisa menyuap hakim. Dimana keadilan?

Di dunia ini tidak ada keadilan. Tetapi keadilan itu harus ada. Agar supaya keadilan itu ada, maka harus ada kehidupan setelah kematian. Kalau dalam dunia ini keadilan tidak bisa kita peroleh, maka harus ada kehidupan setelah kematian sebagai saat dimana kita menerima keadilan. Mereka yang lolos dari hukuman pemerintah di dunia ini, tidak akan begitu saja lolos dari hukuman. Setelah dia mati, dia akan menerima hukumannya. Hukuman yang dijatuhkan kepadanya bukan lagi oleh hakim dunia karena hakim dunia ini tidak mahatahu dan tidak sempurna. Hakim dunia sering menghukum orang yang tak bersalah, karena bukti-bukti yang menuduh orang tersebut sangat kuat. Tetapi Hakim yang akan menjatuhkan hukuman setelah kematian manusia, adalah Hakim yang Mahatahu, yaitu Allah sendiri yang tidak mungkin salah dalam memberikan keadilan. Hakim yang akan menajatuhkan hukuman adalah Hakim yang Mahakuasa, sehingga tidak ada satu kuasa pun yang bisa mencegahnya menjalankan penghakiman. .

Alkitab secara jelas mengatakan, ada kehidupan setelah kematian. Tuhan Yesus berkata: Akulah kebangkitan dan hidup, barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati. Yohanes 11:25. Orang kaya dan Lazarus yang tadi kita baca, sama-sama mengalami kematian. Lazarus yang miskin mati duluan. Tubuhnya mati. Tetapi apakah berhenti sampai disitu? Alkitab mengatakan : dia atau rohnya dibawa ke pangkuan Abraham. Ini merupakan sebuah istilah, Gambaran Lazarus dipangku oleh Abraham ini bukanlah gambaran yang hurufiah, tetapi menunjuk kepada kebahagiaan. (Bagaimana mungkin Abraham tahan memangku Lazarus terus menerus, dan berapa banyak yg mesti dipangku oleh Abraham). ini menggambarkan kebahagiaan dari orang yang diselamatkan.

Jadi Lazarus bersukacita setelah kematiannya. Lazarus hidup bahagia setelah kematiannya. Sewaktu dia hidup dalam dunia, dia menderita, tetapi setelah mati, dia mengalami kebahagiaan. Saya bayangkan, bahwa ketika Lazarus mati, si orang kaya ini, santai-santai saja. Dia pikir hanya lazarus saja yang mati, sedangkan dirinya tidak akan mati. Mungkin orang kaya ini berkata:” bayangkan, dia sudah mati, tetapi aku belum”. Ini hanya terjadi pada Lazarus, dan bukan terjadi pada diriku. Dan sebagai seorang kaya yang terpandang, dia juga melakukan kunjungan belasungkawa ke Lazarus Beginilah sifat manusia itu. Ketika kita mendengarkan kematian dari seorang sahabat atau keluarga, kita menganggap bahwa itu hanya terjadi pada sahabat kita saja. Ternyata pandangan si orang kaya itu keliru.

Cerita Alkitab tentang Kebangkitan Lazarus
Cerita Alkitab tentang Kebangkitan Lazarus

Karena setelah kematian Lazarus, orang kaya itu pun juga mati. Mungkin beberapa hari kemudian, atau beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian. Kematian orang kaya ini mungkin bisa karena penakit jantung yang mendadak atau mungkin juga karena dirampok dan dibunuh dengan mendadak. Namun kematian orang kaya ini jauh lebih mengerikan. Oleh karena setelah kematiannya, dia tidak berada bersama-sama dengan Lazarus. Dia berada di tempat yang berbeda dan terpisah dari Lazarus. Tubuhnya mungkin di kubur di kuburan yang bagus, tetapi rohnya disiksa di dalam nyala api. Dari dalam siksaan itu dia berseru:” Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. orang kaya ini dimasukkan ke dalam Hades (alam maut). Hades adalah tempat bagi orang jahat ketika mereka meninggal. Ditempat inilah mereka menunggu untuk menerima penghukuman akhir dan kekal. Hukuman dimulai di Hades. Jadi Hades bukan tempat penghukuman akhir dan kekal.

Gehenna adalah tempat penghukuman akhir dan kekal (Mark 9: 43; 45:47). Jadi orang kaya ini, hanya menerima hukuman sementara. Kelak akan ada hukuman akhir dan kekal, yakni berada di dalam Gehena, neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; Mar 9:44 di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam. Bayangkan, siksaan sementara saja sudah membuat demikian menderita, apalgi kelak ketika dimasukkan ke dalam neraka, Gehena. Yang jelas, adalah tidak ada lagi kesempatan untuk keluar dari siksaan itu. Dia akan tersiksa selama-lamanya di dalam nyala api, baik itu di Hades maupun di Gehena. Murka Alah yang diterima oleh orang kaya ini dialami selama-lamanya. Siksaan dalam nyala api yang dialami orang kaya ini, tidak ada habis-habisnya, tidak ada akhir. Dia akan disiksa selama berabad-abad, berjuta-juta abad yang panjang. Dan setelah berjuta-juta abad yang dia lewati, ternyata siksaan itu belum juga selesai. Hukumannya tak terbatas. Hari ini, si orang kaya dalam kisah ini masih ada di dalam Hades, kesakitan dalam nyala api. Mungkin dia sudah berada di sana bersama-sama dengan lima orang saudaranya.

Betapa mengerikan keadaan si orang kaya ini. Setiap jam dan setiap hari berada di dalam murka Allah. Siapakah manusia yang bisa memahami kekuatan murka Allah? Namun keadaan orang kaya ini demikian banyak disepelekan oleh manusia. Mungkin saudara juga menyelepelekan keadaan orang kaya ini dan mengatakan:’ dia yang mati, bukan saya, dan saya tidak boleh mati, tidak boleh ada disitu. Saya masih lama mati, atau saya tidak akan mengalami kematian. Saya sebagai hamba Tuhan sangat berharap bahwa tidak ada diantara kita yang menolak untuk bertobat, supaya jangan mengalami kondisi seperti orang kaya ini. Saya tidak bisa membayangkan kalau ada satu atau dua orang diantara kita mengalami nasib seperti orang kaya ini. Saat ini kita mungkin dalam keadaan sehat. Tetapi tida tertutup kemungkinan bahwa besok pagi kita berada bersama-sama dengan orang kaya ini. Oleh karena itu, selama masih ada waktu malam ini bertobatlah. Datanglah kepada Kristus yang akan mengampuni dosa-dosamu dan yang menjadi jalan menuju ke surga. Orang kaya ini masuk ke dalam api yang menyala-nyala bukan karena dia kaya. Tetapi karena dia sudah berdosa. Dosa apakah yang dilakukan oleh orang kaya ini?

Alkitab tidak mencatat bahwa dia melakukan kejahatan-kejahatan. Dia bukan perampok, dia juga bukan pencuri, dia bukan penjahat. Dosa apa yang dia lakukan? Dia melakukan dosa pasif, yakni tidak melakukan apa-apa untuk keselamatan jiwanya. Orang kaya ini berdosa, dan dilemparkan ke dalam nyala api yang panas, karena dia tahu seharusnya dia mengasihi Lazarus tetapi dia tidak menolongnya. Orang kaya dimasukkan ke dalam api yang panas , karena selama ini dia sudah mendengarkan Taurat, firman Tuhan diberitakan, tetapi dia tidak pernah meresponi firman Tuhan itu.

Manusia bisa dilemparkan oleh Allah ke dalam neraka, walaupun orang itu tidak pernah mencuri, tidak pernah mabuk, tidak pernah berjudi. Karena dosa itu bukan hanya berarti aktif melakukan perbuatan jahat. Kita berdosa, kalau kita tahu yang baik dan tidak melakukannya. Saudara berdosa, kalau saudara tahu harus mengasihi orang tetapi tidak melakukannya. Demikian juga kita berdosa, kalau saudara tahu bahwa Kristus datang untuk menebus dosamu, tetapi saudara menolak Kristus. Karena menolak Kristus adalah dosa yang tidak bisa diampuni. Karena itu berarti saudara menolak Allah Pada hari ini kehidupan kekal ditawarkan untuk saudara? Bagaimanakah respon saudara?