Saat Teduh Kristen hari ini: Mei 2020
Renungan
Pernahkah Anda membuat janji dengan seorang kawan lalu Anda berangkat dan menunggunya di tempat yang telah ditentukan? Namun Anda menunggu dan terus menunggu? Sambil menunggu Anda mempertimbangkan berbagai kemungkinan mengapa dia terlambat. Kemudian Anda menjadi kuatir dan akhirnya menjadi kecewa oleh karena ia tetap tidak muncul.
Rasa kecewa bisa saja kita alami karena teman yang diharapkan tidak datang. Sebagai orang beriman dan sesama anggota Tubuh Kristus, kita diharapkan untuk tetap saling menjadi sahabat, meskipun sering dikecewakan. Bibit perpecahan mudah timbul, bukan?
Jadi kita dapat memahami mengapa penulis surat Ibrani menasihatkan para jemaat Ibrani sebagai sahabatnya untuk tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah mereka dan juga agar mereka “saling menasihati”, karena mereka itu satu. Kesatuan itu cermin keharmonisan..
Tetapi manusia cenderung memandang diri tegar dan tidak membutuhkan orang lain. Maka, sama seperti seorang kawan yang menjadi kecewa dan kuatir karena kawannya tidak muncul, demikian pula sebagai anggota jemaat seharusnya kita menjadi kecewa dan kuatir bila sesama anggota tidak hadir dalam setiap pertemuan ibadah. Apa yang terjadi bila setiap orang bersikap sanggup hidup di luar persekutuan? Oleh karenanya kita perlu saling menasihati.
Jika kita mengharapkan orang lain memenuhi janjinya, bukankah mereka juga menginginkan kita berbuat demikian? Yesus Kristus Sahabat Abadi kita pasti merindukan sangat kedatangan kita di rumah BapaNya. Yakinlah akan hal itu!
Memandang diri bukan bagian Tubuh Kristus adalah gejala kesombongan iman.
Bacaan Alkitab
“Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita … tetapi marilah kita saling menasihati ….”
Ibrani 10:25