Saat Teduh Kristen hari ini: April 2020
Bacaan Alkitab
“Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya.”
Ratapan 3:21-22
Renungan
Dengan membaca seluruh kitab Ratapan kita akan menjumpai gambaran tentang kesengsaraan yang luar biasa yang menimpa bangsa Israel. Dari awal hingga akhir kitab ini hanya keluhan dan ratapanlah yang terdengar. Kita bisa membayangkan betapa pedihnya keadaan si penulis dan bangsanya saat itu.
Namun di tengah-tengah padang gurun ratapan itu, tetap ada sebuah oasis yang memberikan kesegaran dan kekuatan. Di antara begitu banyak keluhan dan penderitaan, si penulis Ratapan ternyata mampu melihat sesuatu yang lain, yaitu kasih setia Tuhan yang tak berkesudahan. Ini benar-benar luar biasa. Lazimnya orang yang menderita justru terkurung dalam kepedihan hatinya, bahkan cenderung melebih-lebihkan penderitaannya sendiri. Namun kali ini lain. Sekalipun memang keadaan hidup begitu menyesakkan, iman membuat si penulis dimampukan melihat setitik air sejuk yang tetap membuatnya bertahan, “…oleh sebab itu aku berharap” (ayat 21b). Pengharapan memampukan orang yang beriman untuk melangkah ke depan walau kehidupan masa kini begitu sukar.
Iman adalah mata ketiga kita yang memampukan kita melihat kenyataan yang lain di tengah gelombang kesukaran hidup yang kita lihat melalui kedua mata inderawi kita. Mata ketiga itu mampu melihat pelangi di balik hujan deras; menikmati suara musik yang indah di balik gemuruh ombak keras yang menghantam karang di pantai; menyaksikan kebangkitan setelah kematian.
Tanpa mata ketiga ini kita tak akan mampu melihat kebaikan Tuhan di tengah buruknya situasi hidup kita serta tak akan berani melangkah maju dan melihat masa depan yang Tuhan janjikan.
Jika air mata menghalangimu untuk melihat kesetiaan Tuhan, lihatlah melalui mata imanmu. Maka, jangan biarkan air matamu pun menghalangi mata imanmu! |
Tambahkan komentar