Renungan Harian Kristen hari ini: Juli 2020.
Renungan
Membuat rancangan atau rencana tanpa pertimbangan terdengar bodoh, tetapi sering terjadi, bukan? Umpamakan kita berencana akan membuka bengkel sepeda tentu kita sudah mencari nasihat atau saran dari orang yang memiliki bengkel sepeda. Kita perlu mempertimbangkan masukan-masukannya untuk memperkirakan untung ruginya. Kita tidak akan membuka bengkel asal membukanya. Ini dalam skala kecil, namun untuk mengadakan perang atau perintah perlu rancangan yang matang. Tanpa pertimbangan aalah suatu kebodohan. Bertindak tanpa rencana mungkin disebabkan oleh kesombongan atau ketakutan. Bila sebabnya kesombongan, maka orang itu menganggap diri sudah pandai dan bijak untuk membuat keputusan tanpa pertimbangan orang lain. Bila penyebabnya rasa takut, maka orang itu seperti seorang sopir yang tersesat tapi malu bertanya karena takut tersingkap ketidak tahuannya. Demikian pula umumnya mahasiswa tidak mau bertanya karena takut dianggap bodoh.
Seorang yang bijak akan minta pertimbangan atau nasihat bila ia membutuhkannya. Dia tidak merasa sombong atau takut untuk minta nasihat. Sebelum melaksanakan suatu rencana yang besar dia akan lebih dahulu mengadakan pertimbangan-pertimbangan. Tiada seorangpun yang tahu segala-galanya untuk membuat suatu keputusan yang baik, bukan? Memang dibutuhkan kerendahan hati untuk memandang orang lain lebih dari kita. Orang yang bijak memang rendah hati.
Orang bijak tidak sombong atau takut untuk bersifat jujur dan terbuka.
Bacaan Alkitab
Rancangan terlaksana oleh pertimbangan, sebab itu berperanglah dengan siasat.
Amsal 20:18
PADUAN SUARA ANAK-ANAK
Kita pasti pernah mendengar sebuah paduan suara anak-anak baik yang berasal dari luar negeri ataupun yang terdiri dari anak-anak Indonesia, bukan? Suara mereka masih jernih dan indah. Mereka menyanyikan lagu-lagu nasional atau lagu-lagu rohani. Itu hal biasa, bukan?
Hari ini kita mendengar anak-anak berseru (bernyanyi) dalam Bait Allah “Hosana bagi Anak Daud!” Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli Taurat mendengar nyanyian anak-anak itu, mereka menjadi sangat jengkel. Mengapa? Apakah nyanyian mereka begitu buruknya karena tidak ada yang memimpin? Sebenarnya, jika kita perhatikan apa yang anak-anak lakukan adalah mencontoh orangtua mereka. Suasana waktu itu sangat meriah. “Orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikutiNya dari belakang berseru” (bernyanyi):
“Hosana bagi Anak Daud
diberkatilah Dia yang datang
dalam nama Tuhan,
Hosana di tempat yang maha tinggi”
Sebuah kutipan Mazmur 118:26 yang memang adalah sebuah nyanyian.
Para pemimpin Israel sangat jengkel dan mencela Tuhan mengapa Dia tidak melarang anak-anak itu ikut memuji-muji Dia. Jawab Tuhan Yesus sungguh lebih menjengkelkan lagi: “Tidak pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?” Tuhan mengutip Mazmur 8:3, bukankah ini justru merendahkan para pemimpin Yahudi itu? Kini Yesus mengabarkan bahwa bukan anak-anak saja yang bernyanyi dan memujiNya, tetapi bayi-bayi dan anak-anak yang masih menyusu?
Tuhan Yesus bergembira bahwa anak-anak memuji-mujiNya, tetapi Dia menegaskan bahwa bayi dan anak-anak maish menyusu pun mengundang orangtua dan orang dewasa untuk memuji Tuhan Allah karena anak-anak ini juga termasuk dalam rencana penyelamatan Allah. Yesus Kristus adalah juga Juruselamat bayi-bayi dan anak-anak yang masih menyusu. “Hosana bagi Anak Daud!”
Bapa, kami menyerahkan semua anak-anak kami baik yang masih bayi sampai mereka yang remaja dan pemuda dalam tanganMu. Kami memujiMu karena telah menyediakan Yesus Kristus bagi mereka juga. Haleluya. Amin
Bacaan Alkitab
Aku dengar; belum pernah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?
Matius 21:16
Tambahkan komentar