Renungan Harian – NUNC DIMITTIS

Renungan.org - Renungan Harian 18 April 2020_ Kematian bukanlah sebuah masa yang panjang, namun sebuah koma dalam kisah hidup kita.
Renungan.org - Renungan Harian 18 April 2020_ Kematian bukanlah sebuah masa yang panjang, namun sebuah koma dalam kisah hidup kita.

Renungan Harian Kristen hari ini: April 2020.

Bacaan Alkitab

“Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu …”.

Lukas 2:29-30

Renungan

Nah, ini baru hebat. Simeon, yang sudah jompo itu, bukannya sudah bosan hidup, sampai-sampai ia berkata, “Nunc dimittis, biarkanlah hamba-Mu pergi.” Bukan! Bahkan, sebaliknya, Simeon adalah orang yang sungguh-sungguh menghargai hidup ini, sehingga ia menanti terus kedatangan Mesias sampai masa tuanya. Bagi Simeon, hidup ini bermakna jika memang dia sudah melihat dan berjumpa dengan Sang Juruselamat.

Kematian bagi seorang beriman memang bukan hal yang menakutkan. Pertama, karena bagi dia hal yang terpenting dalam hidup ini sudah terjawab, yaitu kehadiran Kristus. Kedua, karena bagi dia, kematian tidaklah sebanding dengan kehidupan kekal yang diterimanya setelah berjumpa dengan Kristus.

Banyak kisah kita terima tentang saat-saat akhir kehidupan seorang percaya. Mereka begitu tenang menghadapi maut, bahkan tak jarang mampu menyatakan kesukacitaan dalam menghadapi maut. Karena bagi mereka – dan kiranya juga bagi kita semua – maut sungguh-sungguh tak berarti dibandingkan dengan kehidupan kekal yang kita terima di dalam diri bayi Yesus.

Selama Perang Dunia II, Dietrich Bonhoeffer, seorang teolog Jerman yang menentang rezim Hitler, memberikan sejumlah kotbah di penjara. Suatu kali, ketika ia berkotbah, dua orang tentara Hitler masuk dan berteriak, “Bonhoeffer, ikut kami! Ini saatnya engkau dihukum mati!” Sebelum meninggalkan semua temannya di penjara, Bonhoeffer berkata kepada mereka sebagai kata perpisahan, “Bagi saya, undangan mereka adalah tanda permulaan dari sebuah kehidupan yang baru, kehidupan yang kekal.”

Maka benarlah apa yang dikatakan oleh Amos J. Tarver, “Kematian bukanlah sebuah masa yang panjang, namun sebuah koma dalam kisah hidup kita.”

Kematian adalah saat terbaik di mana kita menunjukkan siapa Tuhan kita dan kehidupan macam apa yang akan kita alami setelah itu.