Renungan Harian – MINDER MINORITAS

Renungan.org - Renungan Harian 24 April 2020_ Tetapi jika seterumu lapar, berilah ia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya
Renungan.org - Renungan Harian 24 April 2020_ Tetapi jika seterumu lapar, berilah ia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya

Renungan Harian Kristen hari ini: April 2020.

Bacaan Alkitab

“Tetapi jika seterumu lapar, berilah ia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.”

Roma 12:20

Renungan

Istilah minder minoritas semakin marak di kalangan Kristen. Istilah ini mengungkapkan kenyataan banyak orang-orang Kristen yang merasa diri minder, malu, karena kecil dan sedikit. Namun, mari kita cermati lebih teliti perasa minder ini.

Pertama, minder bisa terjadi kalau sebagai komunitas yang sedikit dan kecil kita merasa tertekan dan tertindas; dan kita tidak tahan menghadapinya. Kedua, minder juga bisa berarti lenyapnya sesuatu yang bisa dibanggakan lagi. Ketiga, rasa minder bisa juga mengungkapkan bahwa kita hanya mau cari aman dan selamat saja.

Paulus dengan tegas menyatakan bahwa harus tetap ada yang kita banggakan, yang berbeda dengan nilai kebanyakan, yaitu moralitas Kristiani yang tinggi, yang berusaha sekuat tenaga mempertahankan kebenaran dan menyatakan kasih kepada mereka yang membenci kita. Membalas kejahatan dengan kebaikan merupakan sebuah komitmen hidup Kristiani yang tak boleh disisihkan. Keberanian semacam ini sungguh harus kita sadari merupakan identitas kita, sama seperti yang dilakukan Kristus.

Paulus memakai gambaran sesehari untuk menyatakan komitmen hidup kita, ketika ia berkata, “Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.” Apa artinya? Dalam kehidupan masyarakat Yahudi, seseorang yang tak memiliki api di malam hari akan datang pada tetangganya untuk meminta bara api. Untuk itu ia mengetuk pintu rumah tetangganya sambil membawa tungku di atas kepalanya. Sang tetangga yang baik, tentu membukakan pintu rumahnya dan memberikan bara api pada tungku di atas kepala orang yang membutuhkannya.

Maka, Paulus sebenarnya ingin menyatakan, jika tetanggamu yang berlaku jahat padamu membutuhkan pertolongan, tolonglah dia. Dengan kata lain, ungkapan di atas sama halnya dengan membalas kejahatan dengan kebaikan (ayat 21). Bukankah hal ini merupakan sebuah sikap hidup yang membanggakan dan mampu menghindarkan kita dari minder minoritas?

Tempat paling sepi di dunia ini adalah hati manusia, yaitu ketika cinta kasih hilang. – E.C. McKenzie