Renungan Harian Kristen hari ini: April 2020.
Bacaan Alkitab
“Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.”
Matius 8:24
Renungan
Ada kalanya dalam hidup ini sebuah masalah besar datang tak terduga. Kita tidak mampu mempersiapkan diri menerima cobaan yang begitu berat. Sebenarnya dalam keadaan semacam itulah sikap iman seseorang yang paling otentik akan muncul. Sikap spontan yang dimunculkannya tentu menyiratkan iman macam apa yang dimilikinya.
Para murid Yesus pun mengalami hal yang sama. Matius dengan teliti mencatat kejadian di dalam perahu itu dengan membubuhkan kata keterangan “sekonyong-konyong.” Lantas ada dua ironi yang muncul.
Ironi pertama muncul dari para murid. Mereka adalah orang-orang terdekat Yesus, sahabat yang mengenal betul ucapan dan tindakan Yesus. Bahkan dalam perikop sebelumnya baru saja dikisahkan bagaimana mereka sudah melihat kuasa Yesus yang telah mengadakan tiga kali mujizat penyembuhan (Matius 8:1-17). Namun dalam krisis yang datang “sekonyong-konyong” itu tampillah iman mereka yang asli. Mereka putus asa dan berkata tanpa harapan, “Tuhan, tolonglah, kita binasa” (ayat 25).
Ironi kedua adalah karena di saat yang begitu kritis, Yesus malah tidur. Seolah-olah Ia tak peduli dengan bahaya yang mengancam murid-murid-Nya. Bukankah kita sering berpikir pula bahwa Tuhan tidur ketika kita membutuhkan Dia? Kita mengeluh, Mengapa Tuhan tidak menolong kami? Mengapa Engkau diam? Di mana Tuhan ketika kami menderita? Dan sejumlah pertanyaan lainnya. Itu sebabnya Yesus mengecam ketidakpercayaan para murid.
Ada kalanya memang Yesus “tidur” ketika kita mengalami krisis hidup. Namun apakah benar Yesus tidak peduli dengan masalah kita? Tentu tidak! Tuhan selalu tahu masalah kita. Justru keadaan di mana Yesus seolah-olah tidak mendengar, menjadi sebuah kesempatan buat kita untuk tetap beriman.
Suatu kali, untuk mengatasi kebiasaan seorang anak kecil yang selalu tidur bersama orangtuanya, sang ibu menempatkan anaknya di dalam sebuah boks bayi, menciumnya dan mematikan lampu. Kemudian ibu itu tidur di tempat tidur yang lain dalam ruangan yang sama. Hanya karena gelapnya ruangan, anak itu tak dapat melihat ibunya. Lantas, anak kecil itu menangis dan berpikir bahwa ibunya tidak lagi mencintai dia. Ibu itu memang mendengar tangisan anaknya, tapi ia tetap menyembunyikan diri – demi kebaikan putrinya sendiri.
Allah sebenarnya selalu dekat dengan kita. Hanya saja kegelapan membuat kita tidak menyadari kehadiran-Nya.
Tambahkan komentar