Renungan Kristen akhir tahun

Renungan Krsiten akhir tahun
Renungan Krsiten akhir tahun

Renungan dan pesan apakah yang tepat untuk disampaikan kepada para partner pelayanan di penutup tahun? Sifat refleksi macam apakah yang pas untuk dibagikan di saat-saat sulit seperti yang sedang kita jalani kini, dan yang sedang melanda bukan saja kita tetapi seisi dunia? Sesuatu yang bersifat memompa kebanggaankah, bahwa sekian pencapaian telah kita raih karena berjuang bersama dalam anugerah Allah? Atau, sesuatu yang mendorong semangat lebih berkobarkah agar menyemaraki pergantian tahun yang sedang kita jelang? Sesudah beberapa waktu tertegun tak berkepastian, akhirnya terkilas dalam benak bahwa suasana doa dalam lagu yang bersumberkan Filipi 2:5 inilah yang perlu kita senandungkan bersama.

May the mind of Christ my Saviour
Live in me from day to day,
By his love and power controlling
All I do and say.

Tidak ada yang lebih diperlukan dalam suasana dunia semakin gelap dan suasana hubungan manusia semakin mengerikan kini, dari memohon agar pikiran Kristus hidup di dalam kita tiap-tiap hari. Supaya, kasih dan kuasa-Nya mengendalikan semua yang kita lakukan dan katakan! Bahkan di antara umat Tuhan sendiri pun, betapa perlunya akal budi Kristus sungguh menerangi seluruh ciri hubungan, kerjasama, dan mutu persekutuan serta pelayanan kita bersama. Lebih lagi, dalam kondisi dunia yang makin terhempas oleh berbagai bentuk tsunami, tsunami moral-spiritual, tsunami ekonomi, tsunami intelektual, kita para pengikut Kristus sungguh makin membenam diri dalam Kristus, agar akal budi-Nya memerintah penuh seluruh gerak kehidupan kita.

Kebanyakan kita cenderung lemah tatkala harus terus menerus berkonfrontasi dengan dunia yang tidak sedikit pun berhasrat untuk taat kepada Allah dan menjalani kehendak-Nya. Kita pasti akan terjepit oleh desakan dan hambatan kuasa-kuasa di udara dan di bumi yang berkonspirasi untuk menjegal kemajuan anak-anak Allah dalam menjalani rencana-Nya, bila kita bergantung hanya pada kekuatan manusiawi kita belaka. Inilah saat kita memohon agar firman Allah mendiami hati kita dengan berlimpah, sepanjang waktu kehidupan kita. Agar, orang melihat bahwa kita berhasil, kita menang, kita lebih dari pahlawan, hanya oleh kuasa-Nya:

May the Word of God dwell richly
In my heart from hour to hour,
So that all may see I triumph
Only through His power.

Siapa dari kita dalam masa sekalut zaman ini yang tidak gelisah, resah, kuatir tentang banyak perkara? Harga-harga membubung, surat berharga dan mata uang anjlok, penyakit aneh-aneh bermunculan dan dalam sekejap berpotensi pandemik, berbagai wujud bahaya tak henti mengintai di tiap persimpangan jalan… siapa yang tak akan sedemikian gelisahnya hingga tak lagi mampu memberikan perhatian kepada sesama sebab seluruh energi telah tersita bagi berbagai kekuatiran hidup? Ooh betapa semua kita perlu damai sejahtera Allah membentengi hati dan pikiran kita sehingga seluruh hidup ini diatur-Nya, dan kita boleh berbagi sejahtera-Nya itu dalam ketenteraman hati kepada mereka yang sakit dan berduka:

May the peace of God my Father
Rule my life in every thing,
That I may be calm to comfort
Sick and sorrowing.

Apabila Tuhan menganugerahi kita keberhasilan, kemenangan, kejayaan, jangan lupa diri. Jangan kita lalu menjadi sombong, mencuri kemuliaan Allah, menganggap diri kita hebat, berpotensi luar biasa, sampai Allah memilih kita untuk memakai kita. Jangan! Keberhasilan yang sejati, kemenangan yang tulen adalah ketika kasih Yesus sedemikian melimpahi kita seolah air bergulung-gulung memenuhi lautan, membuat kita meninggikan Ia saja dan menenggelamkan diri kita di dalam lautan penghormatan dan pemuliaan bagi-Nya saja!

May the love of Jesus fill me.
As the waters fill the sea;
Him exalting, self-abasing,
This is victory.

Saudara, ingat kita masih harus berlomba lagi. Esok, lusa, sehari sesudah lusa, di tahun depan, dan tahun-tahun berikutnya. Saat-saat yang dalam rencana-Nya Ia pandang baik untuk masing-masing kita berlomba dalam perlombaan iman kehidupan ini. Harus dengan sikap dan tekad bagaimanakah kita tekuni perlombaan iman yang diharuskan-Nya bagi kita ini? Bukan dengan melihat ke diri sendiri, tidak dengan membiarkan diri dipengaruhi oleh si musuh, tidak dengan berbagi pandang ke dunia, tidak juga dengan sikap bersaing dengan sesama pelomba iman, tetapi dengan terfokus pandang pada Yesus, pemula dan penyempurna iman itu!

May I run the race before me,
Strong and brave to face the foe,
Looking only unto Jesus
As I onward go.

Aspirasi apakah yang harusnya kita kobarkan sepanjang hidup ini? Kerinduan macam apakah yang harusnya menyala-nyala di benak kita terdalam? Hal apakah yang tidak boleh tidak harus ada dalam interaksi kita dengan sesama? Inilah doa yang patut kita desahkan dari waktu ke waktu. Kiranya keindahan Kristus hadir dalam kehidupan kita, sementara kita berusaha menyaksikan sesama yang belum dalam naungan-Nya. Dan, biarlah mereka melupakan kita sang saluran tak layak dari anugerah Allah yang dahsyat itu, supaya hanya Yesus saja yang mereka tatap.

May His beauty rest upon me
As I seek the lost to win,
And may they forget the channel,
Seeing only Him.