Bacaan Renungan Alkitab
1:1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
Mazmur 1:1-3
1:2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
1:3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Mazmur pertama ini menjelaskan cara yang benar untuk diberkati. Orang yang diberkati adalah orang yang penuh semangat menekan atau mendorong maju melalui kehidupan, menerima banyak mujizat dalam hidupnya. Matanya selalu tertuju pada Tuhan dan rencana Tuhan untuknya.
Pemazmur menjelaskan apa yang tidak dilakukan oleh orang-orang yang diberkati. Orang yang diberkati tidak berjalan menurut nasihat orang fasik (orang yang tidak bertuhan) dan berdiri di jalan orang berdosa atau duduk dalam kumpulan para pencemooh (ayat 1).
Orangyang diberkati tidak memiliki waktu untuk sinisme. Ini yang terjadi ketika kita berhenti berlari kearah tujuan kita, seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus dalam (Fil 3:14): “berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”
Kesinisan dimulai ketika kita memalingkan wajah kita dari Tuhan kita Yesus Kristus. Ketika dalam berlari bersama Dia, maju bersama Dia dan rencanaNya, kita mulai memperlambat lari kita, dan mulai berjalan sambil mendengar nasihat orang tak bertuhan yang berada di sepanjang jalan kita. Kita mulai mendengar nasehat atau saran-saran dari mereka yang hanya mengandalkan kekuatan mereka sendiri dan memandang hidup seperti seadanya tanpa kehadiran dan kuasaTuhan. Kita ingat ketika Petrus melihat Yesus berjalan di atas air, ia meminta Yesus agar ia dapat datang kepada Yesus, dan Yesus mengijinkannya. Petrus dapat berjalan di atas air, tetapi ketika ia memalingkan wajahnya dari Yesus dan melihat kepada gelombang di sekilingnya, ia tenggelam. Itu yang terjadi pada orang yang awalnya diberkati, tetapi kemudian mulai mendengar bisikan-bisikan atau nasehat-nasehat di luar Yesus.
Orang fasik adalah orang-orang yang tak mengenal Tuhan. Orang-orang yang tak mengenal Tuhan ada di sekeliling kita. Mereka mempengaruhi persepsi kita tentang kemungkinan-kemungkinan kehidupan. Mereka tidak selalu orang jahat, tetapi mereka adalah orang yang mendua hatinya, tetapi sekaligus memaksakan sikap dan keyakinannya kepada kita dengan mengatakan bahwa “kalau kita tidak melakukannya itu tidak dapat dikerjakan atau mustahil akan berhasil.” Hal ini karena mereka sangat tergantung pada kekuatan mereka sendiri. Mereka mudah patah semangat dan menjadi negatif. Sikap mereka mudah menular. Kita akan dipengaruhi oleh suasana muram dan prospek suram yang terpancar dari mereka. Banyak dari mereka membuat analisis di surat-surat kabar atau melayangkan pesemisme mereka di tv.
Orang tak bertuhan dapat tinggal dalam rumah kita, bekerja dengan kita, menjadi teman baik kita. Namun menerima saran mereka akan sangat fatal. Ketika orang yang diberkati mulai memperlambat larinya menjadi berjalan dan mendengar nasehat-nasehat di sekelilingnya, maka ia akan berhenti. Dari berlari, menjadi berjalan agar dapat mendengar bisikan-bisikan orang-orang fasik. Dari bisikan dan nasehat orang fasik, ia kemudian berhenti dan bercakap, bukan lagi dengan orang fasik, tetapi bercakap-cakap dengan orang-orang berdosa. Ia bukan saja berhenti berfokus kepada Yesus, ia bahkan berhenti berjalan bersama Yesus dan mulai bergaul dengan orang-orang berdosa.
Itulah yang dikatakan oleh Pemazmur dengan berdiri di jalan orang berdosa. Kondisi orang berdosa lebih buruk dari orang fasik atau tak bertuhan. Orang tak bertuhan menjalani kehidupan mereka tanpa ketergantungan kepada Tuhan. Namun orang berdosa membuang Tuhan sama sekali. Berdosa berarti kehilangan tanda keselamatan. Tuhan Yesus sebagai Gembala mengenal baik domba-dombaNya karena ia, seperti pemilik ternak pada umumnya, memberi tanda kepada ternaknya.
Orang berdosa memiliki tujuan yang keliru dalam hidupnya, mereka menuju ke arah yang salah. Berdiri di jalan mereka membuat kita melupakan tujuan panggilan kita, yaitu “memuliakan Tuhan dan menikmati kemuliaanNya selamaNya.” Berdiri di jalan mereka dapat berakhir dengan berjalan bersama mereka menjauhi Tuhan. Jadi kalau berjalan bersama orang tak mengenal Tuhan mempengaruhi pemikiran kita, berdiri dengan orang berdosa mempengaruhi perilaku kita. Kita akan menjadi orang dengan siapa kita berkumpul atau bergaul. Ada pepatah yang mengatakan dekat api, akan panas, sedangkan dekat es, akan dingin. Sinisme dimulai dari pikiran, diekspresikan dalam sikap dan menjadi bagian dari diri kita.
Cemohan dan sinisme mulai terjadi ketika kita dari berdiri bersama orang berdosa, kemudian mulai duduk bersama para pencemooh. Pencemooh adalah orang yang mengejek Tuhan. Bentuk mencemooh bisa bersifat halus dan terselubung. Di hati seorang pencemooh adalah keakuan atau kebanggaan diri. Kebanggaan diri menaruh diri sendiri di atas Tuhan, mempertanyakan atau meragukan jalan-jalanNya, dan menjalani kehidupan terlepas dari kebutuhan akan bimbingan atau kuasa Tuhan. Ketika kita duduk bersama para pencemooh, maka tidak dibutuhkan waktu lama sebelum kursi bagi kita menjadi tersedia secara permanen dan kita menjadi seperti mereka.
Dalam ayat 2 dan 3 pemazmur melalui inspirasi dari Tuhan memberikan resep menghadapi kesinisan. Ayat 2 memberitahu kita apa yang orang lakukan sehingga sinis muncul dan ayat 3 memberitahukan kita apa yang Tuhan sediakan sebagai alternatif pandangan negatif dari sinisme: ” 2.tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. 3. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.“
Kesukaan akan Firman Tuhan
Kesukaan dari orang yang diberkati adalah Hukum Tuhan. Hukum Tuhan sering ditafsirkan dengan 10 Perintah Tuhan, namun pemazmur sedang berbicara hukum bukan hanya sebagai ekspresi dari kehendak Ilahi, berlaku sebagai kompas yang tepat, yang mampu mengatur perilaku, tetapi juga sebagai suatu ikatan hubungan dan kepercayaan yang kuat akan penyediaan Allah atas hidupnya. Implikasi bagi orang Kristen adalah bahwa seluruh Alkitab adalah wahyu satu-satunya tentang keinginan Tuhan dan kunci untuk membuka pimpinanNya yang khusus bagi tujuan dan pilihan tertentu.
Kesukaan kita, sumber kesenangan kita, adalah bila kita diinspirasi secara Ilahi oleh Firman Tuhan. Membaca dan merenungkan Firman Tuhan setiap hari memberikan kita jaminan kasih, penyediaan dan kasih karunia Allah. Dalam kehadiran Allah dalam Yesus Kristus, kita menerima pengampunan, jaminan dari pengampunan, dan pengakuan akan keberhargaan kita sebagai orang-orang yang dipanggil, dipilih dan dicintai. Sedbagai tambahan kesukaan akan Firman Tuhan adalah hak istimewa untuk melakukan meditasi atas artinya bagi tantangan dan kesulitan yang kita hadapi. Tidak seperti mereka yang sinis, kita memiliki suatu perspektif positif terhadap kehidupan.
Ketika kita menyerahkan jalan-jalan kita kepada Tuhan, Dia melakukan mujizat dalam hidup kita: Tuhan dapat masuk dan mengubah sesuatu dalam hidup kita, atau Dia dapat memberikan kita keberanian dan kekuatan untuk terus bertahan.
Kata meditasi memiliki arti tidak hanya diam berpikir atau merenungkan Firman Tuhan, tetapi juga membacanya keras-keras. Itulah yang biasa dilakukan oleh orang Israel. Apa yang diinginkan oleh pemazmur bagi kita adalah bahwa meditasi membuat hukum-hukum Tuhan menjadi bagian dari sifat dan karakter kita. Kita akan tenggelam dan dibanjiri dengan kebenaran Firman Tuhan.
Membaca Alkitab dan berdoa menjadi alternatif melawan sinisme. Pertama kita belajar cara-cara Tuhan. Pikiran kita menjadi berkobar-kobar, penuh semangat dengan apa yang Tuhan katakan untuk situasi yang sama dengan yang kita hadapi. Kedua, respons kita kepada kehidupan menjadi dikontrol saat menghadapi kesukaran hidup. Ketika kita berdoa, kita mengklaim janji-janji Tuhan yang terdapat dalam Alkitab.
Menghafalkan ayat-ayat Alkitab membuat Firman Tuhan menjadi bagian dari kita. Dengan Firman Tuhan menjadi darah dan daging kita (mendarahdaging), kita dapat mengikuti nasihat dari Paulus untuk “berdoa tak putus-putusnya” (1 Tes 5:17), dan dalam doa-doa kita, kita dapat bercakap-cakap tentang implikasi dari kehendak Allah bagi kita. Kita dipagarin dibentenginterhadap kekecewaan dan negativisme.
Meditasi hukum-hukum Tuhan hanya langkah pertama bagi untuk diberkati. Doa dan meditasi Firman Tuhan membuka kepada kita sumberdaya tak pernah habis dari Roh Tuhan.
Alternatif Tuhan
Orang yang diberkati seperti pohon yang ditanam ditepi aliran sungai (ayat 3 ). Apa yang tersirat disini adalah bahwa mereka dibawa untuk ditanam dan berakar oleh sungai tersebut.
Dalam Alkitab, sungai melambangkan Roh Tuhan. Istilah aliran-aliran air sering digunakan karena kehadiran dan kuasaNya. Dalam Mazmur 46:4-5 pemazmur melukiskan adanya suatu aliran sungai yang mengembirakan kota Allah dan Allah ada di dalamNya (menggunakan terjemahan sehari-hari yang lebih jelas) sbb:
“46:4 (46-5) Ada aliran sungai yang menggembirakan kota Allah, tempat kediaman Allah Yang Mahatinggi. 46:5 (46-6) Allah berdiam di sana, maka kota itu takkan musnah; Ia akan menolongnya waktu fajar merekah. “
Tuhan juga menggunakan metafora yang sama bagi kehadiranNya dalam visi Yeheskiel terhadap air dan pohon kesembuhan (Yeheskiel 47:1-2; 7-9):
“7:1. Laki-laki itu membawa aku kembali ke pintu masuk Rumah TUHAN. Kulihat air mengalir dari bawah pintu itu ke arah timur, seperti Rumah TUHAN pun menghadap ke timur. Air itu mengalir dari bawah ambang pintu Rumah TUHAN bagian selatan melalui sisi selatan dari mezbah. 47:2 Kemudian laki-laki itu membawa aku keluar lewat gerbang utara dan menuntun aku ke gerbang timur. Sungai kecil itu mengalir dari sisi selatan gerbang itu.47:7 dan aku melihat bahwa pada kedua tepi sungai itu ada banyak sekali pohon. 47:8 Ia berkata kepadaku, “Sungai ini mengalir ke timur melalui negeri ini dan melalui Lembah Sungai Yordan menuju ke Laut Mati. Jika airnya sampai ke dalam Laut Mati, maka air laut yang asin itu digantinya dengan air tawar. 47:9 Ke mana pun sungai ini mengalir, di situ pula akan terdapat segala macam ikan dan binatang lain. Air Laut Mati akan dibuatnya menjadi tawar, dan ke mana pun air itu mengalir, di situ akan ada kehidupan. “
Kepada seorang perempuan Samaria, Tuhan Yesus menawarkan air hidup yang akan memuaskan dahaganya yang paling dalam. Yesus katakan: “tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” (Yoh 4:14)
Juga dalam Yoh 7:37-38:
“7:37. Pada hari terakhir dari perayaan itu, yaitu hari yang paling penting, Yesus berdiri di dalam Rumah Tuhan lalu berseru, “Orang yang haus hendaklah datang kepada-Ku untuk minum. 7:38 Mengenai orang yang percaya kepada-Ku, tertulis dalam Alkitab: ‘Dari dalam hatinya mengalirlah aliran-aliran air yang memberi hidup.”
Air hidup melambangkan Roh Allah. Roh Allah memberikan kehidupan bagi hidup kita. Roh Allah diberikan oleh Bapa kepada orang-orang yang mengaku dosa-dosanya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka. Sesudah Tuhan Yesus naik ke surga dan dimuliakan, Roh Kudus datang pada hari Pentakosta dan memenuhi para murid Yesus dengan kuasaNya. Paulus merefleksi ini dalam Galati 4:6 bahwa Bapa telah mengirimkan Roh Kudus bagi kita : “Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: “ya Abba, ya Bapa!” dan dalam Kolose 1:27 bahwa Kristus dalam kita, harapan kemuliaan: “Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!”
Bapa mengirimkan Roh AnakNya untuk berdiam dalam kita. Roh ini adalah sungai kehidupan kita, yaitu Kristus yang hidup dan yang ada bersama kita dan di dalam kita. JanjiNya, digabung dengan citra pemazmur, membuat gambaran yang berkuasa. RohNya seperti sungai yang mengalir melalui kita — dalam pikiran kita, emosi, keinginan dan tubuh kita. Ketika kita berakar dalam Kristus, kita berpikir sesuai dengan pikiranNya dan respon terhadap kehidupan kita sesuai dengan keinginanNya. Kita akan menghasilkan buah-buah kehidupan yang adalah buah-buah Roh yaitu: kasih, sukacita, dama sejahtera, dst…
Jadi apa yang dapat kita katakan tentang kebalikan dari sinisme? Kristus yang mengalir dalam kita menghasilkan respons diriNya sendiri pada masalah-masalah hidup kita. Sebagai ganti berjalan dalam nasihat orang fasik, orang tak bertuhan, kita dapat berjalan dalam persahabatan dengan Yesus Kristus, Tuhan kita. Jadi berjalanlah dalam Dia, berakar dan berkembang dalam Dia dan menjadi teguh dalam iman (Kol 2:6-7): Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
Seperti doa Paulus bagi jemaat Efesus (Efesus 3:17-19) juga menjadi bagian dari janji kita bahwa Kristus mau berdiam dan berkar dalam kita melalui iman:
“sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.”
Saat kita berdoa dan merenung pada kasihNya, berpikir tentang itu, dan menyanyi dengan itu, kita dipenuhi dengan sukacita yang baru. Kita tidak sendirian lagi. Akar hati dan pikiran kita ditanam dan kuat dalam Kristus. Panjang, lebar, tinggi dan dalam sungai kasihNya memberikan kepada kita keyakinan menggantikan setiap sinisme yang mungkin mulai berkembang dalam pemikiran dan sikap kita. Kita benar-benar diberkati!
Tambahkan komentar