Meneruskan refleksi kemarin, manusia memang bukan robot tapi makhluk yang berkehendak dan bertanggung jawab kepada Allah Penciptanya. Ia diberi berbagai karunia dan akal budi untuk menjadi pengurus dan pengelola dunianya teristimewa hubungannya dengan sesama manusia lainnya.
Di Kejadian 39 diceriterakan tentang Yusuf sebagai pengurus dan pengelola Potifar. Ia bertanggung jawab atas seluruh kekayaan tuannya dan juga rumah tangganya. Hal ini tidak mudah karena pencobaan datang dengan tidak terduga dan dari orang yang tidak tersangka. Namun, Yusuf lolos dan lulus, meski oleh sebagian orang sikapnya dianggap bodoh karena tidak memanfaatkan kesempatan.
Kita yang telah memperoleh kasih karunia Allah, kitapun dituntut untuk menjadi pengurus yang baik. Kita harus dapat menguasai diri, bekerja dengan tenang agar hidup kita tidak terganggu. Namun wujud kasih karunia yang terutama menurut Petrus, adalah mengasihi dengan sungguh-sungguh (ayat 8). Inilah tanda bahwa kasih karunia Tuhan telah bertumbuh matang dalam diri kita, seperti Tuhan kita mampu mengampuni. Selain itu, wujud kasih karunia juga nampak dalam keramahan kita menampung orang dan melayani sesuai dengan karunia yang telah kita peroleh dari Tuhan dan juga sesuai kekuatan yang memampukan kita (ayat 11).
BAHAN RENUNGAN
Layanilah … sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah
I Petrus 4:10
Kasih karunia Tuhan diberikan gratis kepada kita, namun bagaimana kita mengurusnya akan dipertanggungjawabkan.
ALLAH MENGASIHI
Dalam perjalanan hidup kita sebagai anak Tuhan, kita diperintahkan untuk saling mengasihi. Mengapa?
Pertama-tama, selama di dalam dunia ini kita masih terpengaruh oleh sifat-sifat manusia lama, masih suka melakukan kehendak sendiri dan suka mencari kesalahan orang lain. Sedikit saja orang melakukan kesalahan, kita menyalahkannya habis-habisan. Oleh karena itu, kita perlu diingatkan untuk saling mengasihi.
Kedua, kita cenderung memperhatikan kepentingan sendiri saja dan tidak mempedulikan nasib orang lain. Padahal di sekitar kita senantiasa hadir mereka yang membutuhkan pertolongan, penghiburan, pengertian dan pendengaran kita. Kita perlu diingatkan untuk saling mengasihi. Mana ada kasih tanpa pengorbanan?
Perintah mengasihi memang berasal dari Allah dan bersumber dariNya pula. Perintah itu diberikan agar kita mewujudkannya sebagai tanggapan kita atas kasih Allah. Karena bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya. Tanpa menyadari kasih Allah dan pengorbananNya mustahil kita dapat mengasihi orang lain karena kemampuan ini diberikan oleh Roh Kudus. Kita dapat mengasihi karena kita menyerahkan diri untuk dipakai oleh Roh Kudus (Roma 5:5). Oleh karena itu, kita perlu diingatkan untuk saling mengasihi karena Allah mengasihi kita lebih dahulu.
BAHAN RENUNGAN
Inilah kasih itu. Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya
I Yohanes 4:10
Kasih itu aktif, dinamis, dan ekspresif.
Tambahkan komentar