Renungan Harian Kristen hari ini: Juni 2020.
Renungan
Gereja mula-mula sangat berhasil dalam penginjilan. Bagaimana tidak, rasul Petrus sekali berkhotbah, tiga ribu orang bertobat. Kuasa Allah dinyatakan melalui penghakiman bagi Ananias dan Safira. Banyak mukjizat terjadi. Orang lumpuh berjalan, orang tuli mendengar, orang buta melihat, bahkan dengan bayangan Petrus saja orang sakit disembuhkan. Pendek kata, mereka sangat sukses dalam menjangkau jiwa-jiwa. Tetapi ada pelayanan yang terlupakan dalam mengelolah jemaat yang Tuhan sudah percayakan. Pelayanan yang terlupakan adalah pelayanan diakonia – pelayanan kepada orang-orang janda dan orang yang tidak mampu.
Karena bertambahnya jemaat, maka pelayanan sehari-hari kepada mereka terabaikan, sehingga timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani.
Tetapi para rasul tidak menutup mata dan telinga, malahan mereka mencari jalan keluar. Kemudian mereka menetapkan 7 orang untuk melayani para janda dan orang-orang miskin. Meskipun berkhotbah dan memenangkan jiwa itu penting, namun pelayanan sosial juga tidak boleh diabaikan. Allah memperhatikan peduli terhadap kaum yang disingkirkan dan dianggap remeh seperti para janda dan fakir miskin. Kalau gereja memperhatikan mereka bukan karena mereka beramal supaya mendapatkan keselamatan – sebagaimana yang dilakukan oleh “saudara sepupu” kita – tetapi karena ini adalah perintah Tuhan, sekaligus bukti bahwa kasih Allah yang ada dalam hati kita salurkan kepada orang lain.
Bagaimana dengan gereja sekarang? Apakah kita sudah melupakan pelayanan diakonia? Kita harus memenangkan jiwa, kita harus melakukan pelayanan kesembuhan, kita harus melayani orang agar terlepas dari belenggu Iblis, namun kita jangan melupakan pelayanan diakonia. Ini merupakan lahan yang sangat subur untuk tempat menabur. Alkitab berkata, “Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuk” (Amsal 28:27).
Gereja seharusnya memperhatikan pelayanan diakonia ini. Memang pelayanan ini kurang “wah” dan “spektakuler”, tidak seperti KKR, namun pelayanan ini adalah pelayanan yang mulia. Orang yang menolong menjadi pahlawan bagi yang ditolongnya.
Bacaan Renungan
“Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari”
Kisah 6:1
Tambahkan komentar