Renungan Harian Kristen hari ini: 26 Februari 2020.
Bacaan Alkitab
Sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
1 Petrus 1:16
Renungan
Sebagian orang mungkin mengira bahwa seorang pendeta atau orang Kristen yang rendah hati, penyayang, penuh perhatian, lembut, baik, ramah, penuh syukur, tentulah dipenuhi Roh Kudus. Sebenarnya belum tentu. Seorang percaya yang dipenuhi Roh Kudus akan secara alami penyayang, baik, penuh syukur, tulus. Akan tetapi seorang Kristen yang penyayang, baik, penuh syukur belumlah tentu dipenuhi Roh Kudus. Mengapa? Sebab kita tidak pernah bisa tahu apa yang ada di dalam hati seseorang. Salah satu buah Roh Kudus yang paling jelas adalah “kekudusan” (Rm. 6:22) sebab Dia adalah Roh KUDUS (Rm. 1:4; 1Tes. 4:8). Terlepas dari seberapa “besar”-nya seseorang dan betapa dihormatinya mereka, jika mereka tidak benar-benar dipenuhi Roh Kudus, cepat atau lambat, diri mereka yang berdosa, penipu, cemar akan tersingkap. Jadi kita tidak usah heran dengan skandal seksual, pelecehan anak, korupsi keuangan, atau skandal politik yang dilakukan oleh orang-orang yang disebut “Kristen” atau pemimpin rohani!
Tuhan Yesus Kristus adalah “Yang Kudus dan Benar” dan “Yesus, Hamba-Mu yang kudus” (Kis. 3:14; 4:27, 30), dan “Yang Kudus, Yang Benar” (Why. 3:7). Para nabi dan rasul dipenuhi oleh Roh Kudus, sehingga mereka disebut “rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus” (Ef. 3:5). Nabi Elisa adalah seorang kudus sejati. Wanita di Sunem terkesan bukanlah oleh kata-kata atau mujizatnya, melainkan oleh kekudusannya, dan berkata kepada suaminya, “Sesungguhnya aku sudah tahu bahwa orang yang selalu datang kepada kita itu adalah abdi Allah yang kudus” (2Raj. 4:9). Yohanes Pembaptis “penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya” (Luk. 1:15), dan dia hidup kudus, sehingga “Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan…” (Mrk. 6:20). Orang mungkin saja bisa menganggap rendah seorang Kristen yang miskin, namun mereka akan tetap segan kepadanya karena hidupnya yang kudus. Kekudusan itu seperti rasa asin pada garam. Apakah kita memiliki rasa asin yang kudus dalam hati dan kehidupan kita? Seseorang yang mengaku bahwa hidupnya dipenuhi Roh Kudus namun berkompromi dengan dosa dan tidak memisahkan diri dari dosa, keakuan, doktrin yang salah, dan hal-hal duniawi, sesungguhnya hanyalah seorang pendusta.
RENUNGKAN: Hati yang dipenuhi Roh Kudus tentulah hati yang kudus.
DOAKAN: Oh Tuhan, penuhilah saya dengan hadirat dan hidup-Mu yang kudus.
Tambahkan komentar