Kematian adalah suatu realita yang amat pahit, apalagi jika itu terjadi dengan orang-orang yang amat dekat dengan kita dan sangat kita kasihi. Kematian Tuhan Yesus, yang terjadi akibat tindakan kekerasan dari orang-orang yang memusuhi-Nya, juga membawa kesedihan dan keputusasaan yang amat dalam di hati murid-murid-Nya, khususnya Maria Magdalena dan beberapa wanita yang lain.Walau demikian, perempuan-perempuan ini tidak meninggalkan Yesus, mereka mengikuti dan menyaksikan bagaimana Tuhan Yesus disiksa, disalib, dan mati.
Mengingat pada waktu ketika tubuh Tuhan Yesus diturunkan dari kayu salib telah menjelang malam dan hari Sabat hampir malam, maka pengafanan dan perempahan tubuh-Nya dikerjakan dengan tergesa-gesa oleh Yusuf dari Arimatea. Setelah Sabat lewat, mereka merencanakan akan datang kembali untuk mengawetkan tubuh Tuhan Yesus dengan rempah-rempah dan minyak mur (Mrk. 16:1). Maka, “Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain menengok kubur itu.” (Mat. 28:1).
Ungkapan “menjelang menyingsingnya fajar,” menyatakan betapa dalamnya kasih kedua perempuan itu kepada Tuhan Yesus. Pagi-pagi hari ketika orang-orang masih tertidur pulas, kedua wanita ini telah datang ke kuburan Tuhan Yesus. Firman Tuhan menyatakan ketika anak-anak Tuhan yang kasih dan pengorbanan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan, kepada mereka juga akan diberikan berkat-berkat khusus. Maka tidak heran, berita kebangkitan Tuhan Yesus untuk pertama kali disampaikan kepada Maria dan temannya. Contoh lain dapat kita lihat dalam kehidupan orang-orang kudus di bawah ini:
- Simeon, seorang imam yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel, … dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Pada hari yang ditetapkan, Anak itu dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat. Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang daripada-Mu” (Lukas 2:25-29). Kerinduan hati Simeon untuk melihat Juruselamat dikabulkan oleh Tuhan dan pada hari itu ia mengendong bayi Yesus.
- Maria yang mengurapi Tuhan Yesus dengan minyak narwastu murni dan mahal harga. Ketika diprotes Yudas, Yesus berkata, selama Injil diberitakan, nama Maria selalu akan disebut orang.
- Rasul Yohanes yang dengan setia mengikuti penyaliban Tuhan Yesus. Sejak malam hari Yesus ditangkap sampai tubuh Tuhan Yesus diturunkan dari kayu salib, Yohanes tetap setia menemani Tuhan Yesus. Sejarah mencatat, hanya Yohanes satu-satunya rasul yang tidak mati dan dibuang ke pulau Patmos. Pada hari tuanya ia banyak diberi penglihatan-penglihatan yang luar biasa, salah satunya adalah Yesus Kristus sebagai Anak Domba yang mempunyai tanduk dan mata tujuh.
Ketika kedua perempuan itu tiba di kuburan, terjadilah gempa bumi yang hebat karena seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya (ayat 2). Gempa bumi terjadi pada waktu Tuhan Yesus mati. Terjadi lagi pada waktu Maria Magdalena dan temannya mengunjungi kuburan Tuhan Yesus. Gempa bumi akan terjadi lagi pada waktu Tuhan Yesus datang kedua kali. Dalam PL, banyak catatan ketika makhluk sorgawi muncul seringkali diawali dengan gempa bumi. Apa makna gempa bumi itu? Salah satunya adalah, “Dengar, Tuhan akan berbicara.” Setelah gempa, malaikat Tuhan menggulingkan batu itu lalu ia duduk di atasnya. Ini menyatakan apa? Duduk menyatakan bahwa Tuhan memegang penuh kendali akan situasi yang ada, dan kemenangan sudah di tangan-Nya. Maut telah ditaklukkan oleh Tuhan, maut telah ditelan dalam kemenangan.
Merasakan gempa bumi yang terjadi, kedua perempuan itu menjadi sangat takut. Akan tetapi, malaikat Tuhan itu berkata kepada mereka: “Jangan kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring.” Inilah berita sangat penting: “Yesus sudah bangkit.” Malaikat itu kemudian mengatakan dua hal: pertama, “sama seperti yang dikatakan-Nya.” Peristiwa ini bukan terjadi seperti kebetulan, tapi sudah dinubuatkan terlebih dahulu. Ini sudah dalam rencana Tuhan. Kedua, “Lihatlah tempat Ia berbaring,” artinya Ia sudah tidak ada di sini, ini membuktikan Ia betul-betul sudah bangkit. Oleh sebab itu, Maria dan temannya harus percaya akan berita ini. Kebangkitan Tuhan Yesus bukan rekayasa manusia, tapi suatu fakta, suatu peristiwa yang nyata.
Moris Morison adalah seorang pengacara yang amat skeptis dengan berita kebangkitan Yesus. Kemudian ia mempergunakan waktu 3 tahun untuk meneliti apakah Yesus betul-betul bangkit. Melewatkan 3 tahun penelitian yang melelahkan, akhirnya Morison menulis sebuah buku “Who Moved The Stone?” Dalam buku itu, ia menekankan kembali bahwa kebangkitan Yesus adalah suatu fakta yang tidak bisa dibantah oleh siapapun. Kebangkitan Yesus adalah betul-betul terjadi. Syukur, dari motifasi untuk membantah fakta kebangkitan Yesus, akhirnya Morrison menjadi pendukung yang berkobar-kobar akan kebangkitan Yesus.
Apakah Anda percaya bahwa Tuhan Yesus telah bangkit? Banyak orang Kristen ketika disurvei, mungkin berkata, apakah Yesus mau bangkit atau tidak, itu kurang relevan dengan hidup saya. Apakah Yesus telah bangkit atau tidak, saya tidak merasakan apa-apa dalam hidup ini. Bahkan sekalipun saya berdoa, saya juga tidak mendapatkan pertolongan dari Tuhan. Bila Anda berada dalam keadaan seperti ini, perlulah kita mengambil waktu untuk mengevaluasi hubungan kita dengan-Nya. Apakah Tuhan Yesus yang telah bangkit itu betul-betul hidup dalam hidup saya? Apakah kuasa-Nya bekerja dalam hidup saya? Paulus berkata: “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Galatia 2:19-20).
Selanjutnya malaikat Tuhan itu berkata kepada kedua perempuan itu: “Segeralah pergi dan katakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati” (ayat 7). Peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus ini adalah suatu berita yang menggemparkan tapi sekaligus mendatangkan sukacita yang amat besar. Maka berita ini tidak boleh hanya disimpan untuk diri sendiri, tapi perlu disampaikan pada orang lain pula. Semangat yang sama juga akan kita perlihatkan, bilamana pada hari ini ada ahli yang berhasil menemukan obat pembasmi kanker atau AIDS. Penemuan ini tidak bisa didiamkan saja. Semua orang perlu mendengarnya, apalagi mereka yang sedang sekarat. Ini berita sukacita dan harus diwartakan.
Setelah itu malaikat Tuhan itu berkata lagi, “Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia” Kemudian setelah Yesus menampakkan diri kepada perempuan-perempuan itu, Yesus berkata pula: “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea.” Mengapa Tuhan Yesus ingin bertemu dengan murid-murid-Nya di Galilea?
Menurut Matius 4:18-19, Galilea adalah tempat pertama di mana Tuhan Yesus memanggil murid-murid-Nya untuk menjadi penjala manusia. “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia,” kata Yesus. Mendapatkan misi ini, murid-murid-Nya menjadi sangat semangat. Tapi ketika Tuhan Yesus mati, pupuslah segala harapan dan semangat mereka. Segala cita-cita yang mereka bangun selama ini hancur berantakan. Mereka seperti prajurit-prajurit yang kalah perang. Benarlah kata C. Neil Strait: “Ambillah kekayaan dari seseorang, dan Anda akan menghambatnya, ambillah tujuan hidupnya, dan Anda akan memperlambatnya, tapi ambillah pengharapan darinya, dan Anda akan menghentikannya samasekali. Manusia dapat melanjutkan hidup tanpa kekayaan, dan bahkan tanpa tujuan untuk sementara waktu. Tapi ia tidak dapat melanjutkan hidup tanpa harapan.”
Tapi puji Tuhan, kematian Tuhan Yesus yang telah membawa kekecewaan yang begitu besar dalam diri murid-murid-Nya, tidak berlangsung lama. Tiga hari kemudian, Ia bangkit kembali. Setelah bangkit, Ia ingin bertemu dengan murid-murid-Nya di Galilea karena Ia ingin mengingatkan kembali akan panggilan-Nya yang mula-mula kepada mereka. Tuhan Yesus ingin mengajarkan kepada murid-murid-Nya, di tempat di mana mereka jatuh, di sana juga mereka harus bangkit. Inilah pemulihan yang perlu dialami oleh murid-murid Tuhan Yesus. Benarlah apa yang dikatakan seseorang:
“Keberhasilan seseorang tidak terletak pada kenyataan bahwa ia tidak pernah jatuh sebelumnya, melainkan ia bangkit setelah jatuh.”
Kiranya Tuhan memberkati kita. Selamat Paskah. Amin.
Tambahkan komentar